Sabtu, 19 Desember 2015

Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagai Manjahj al-Fikr Akidah, Ibadah, Ahlak & Dakwah




Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagai Manjahj al-Fikr
Akidah, Ibadah, Ahlak & Dakwah

I.       Makna Manhaj al-Fikr
Secara bahasa kalimat “manhaj“ berasal dari kata –nahaja- yang berati jalan yang terang Bisa juga berarti jalan yang ditempuh seseorang. Adapun manhaj yang dimaksud di sini adalah jalan hidup Rasulullah  yang kemudian dilalui oleh para sahabat, Tabi’in dan pengikutnya dalam kebenaran hingga hari kiamat.Sedangkan al fikr Secara bahasa kamlimat al-Fikir berasal dari bahasa arab yang artinya berfikir.
Maka manhaj al-fikr dapat diartikan sebagai pola berfikir jalan hidup sahabat dan tabi’in dalam menggali sumber hukum Islam, atau bisa di sebut dengan asbabul wurud.

II. Makna Ahlussunnah wal jamaah.
Kata “Ahlussunnah” terdiri dari dua suku kata yaitu ahlu yang berarti keluarga, pemilik, pelaku atau seorang yang menguasai suatu permasalahan. Dan kata Sunnah yang berarti apa yang datang dari Nabi baik berupa syariat, agama, petunjuk yang lahir maupun yang bathin, kemudian dilakukan oleh sahabat, tabiin dan pengikutnya sampai hari Kiyamat.
Namun dalam perspektif syariah (fiqh) kata sunnah sering diartikan dengan Perbuatan yang kalau dilakukan mendapat pahala, dan kalau ditinggalkan tidak mendapat dosa. Namun yang dimaksud dengan As-Sunnah" di sini adalah adalah,” Thariqah (jalan hidup) Nabi  yang juga dilalui oleh para shahabat yang telah selamat dari syubhat dan syahwat.
Dengan demikian maka Ahlus Sunnah adalah mereka yang mengikuti sunnah Rasulullah dan sunnah shahabatnya. Imam Ibnul Jauzi berkata,” Tidak diragukan bahwa orang yang mengikuti atsar Rasulullah dan atsar para shahabatnya adalah Ahlus Sunnah.
Adapun kata jamaah berarti bersama atau berkumpul. Dinamakan demikian karena mereka bersama dan berkumpul dalam kebenaran, mengamalkannya dan mereka tidak mengambil teladan kecuali dari sahabat, tabiin dan ulama–ulama yang mengamalkan sunnah sampai hari Kiyamat.

Sedangkan menurut istilah, dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ” Ahlussunnah wal jamaah adalah orang yang mengamalkan sunah Rasulullah dan berkumpul di dalamnya dengan beribadah kepada Allah baik dalam masalah aqidah (keyakinan), perkataan, perbuatan, dan panutannya adalah Shalafusshalih dari sahabat, tabiin dan pengikut tabiin”.

II.    Manhaj Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah
Ahlussunnah adalah jama'ah yang dimaksud oleh Rasulullah dalam sabdanya,”Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang tetap membela al-haq, mereka senantiasa unggul, yang menghina dan menentang mereka tidak akan mampu membahayakan mereka hingga datang keputusan Allah (Tabaraka wa Ta'la), sedang mereka tetap dalam keadaan yang demikian".[28]

Ahlussunnah adalah al-firqotun najiyah, yang pada masa Rasulullah e mereka adalah umat yang satu sebagaimana firman Allah I ,”Sesungguhnya kalian adalah umat yang satu dan Aku (Allah) adalah Rab kalian, maka beribadahlah kepada-Ku".[29]

Orang Yahudi dan munafiqun berusaha memecah belah kaum muslimin pada zaman Rasulullah, namun belum pernah berhasil, sebagaimana firman Allah ,

” Segolongan (lain) dari Ahli Kitab telah berkata (kepada sesamanya) : (pura-pura) berimanlah kamu kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (para sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah pada akhirnya, mudah-mudahan (dengan cara demikian) mereka (kaum muslimin) kembali kepada kekafiran".[30]


Namun Rasulullah e memberitahukan akan terjadi perpecahan di kalangan umat Islam sebagaimana sabda beliau,” Sesunguhnya barangsiapa yang masih hidup diantara kalian dia akan melihat perselisihan yang banyak, maka berpegang teguhlah kalian dengan sunnah-Ku dan sunnah Khulafaa'rasiddin yang mendapat petunjuk setelah Aku". [31]

Dan sabda beliau e,”Telah berpecah kaum Yahudi menjadi tujuh puluh satu golongan; dan telah berpecah kaum Nashara menjadi tujuh puluh dua golongan; sedang umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu. Maka kami-pun bertanya, siapakah yang satu itu ya Rasulullah ..? ; beliau menjawab : yaitu barang-siapa yang berada pada apa-apa yang aku dan para sahabatku jalani hari ini".[32]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar